Menyesap Patah Hati Fengxian dengan Racikan ala Kuhnian

Rafly Muhammad
6 min readApr 13, 2024

--

Unsur tragis dalam kisah percintaan merupakan bumbu yang paling diminati oleh mayoritas penikmat cerita romansa, dengan demikian pun kisah-kisah cinta yang berbumbu tragis ini menjadi kisah-kisah cinta teratas dalam hal kepopuleran. Romeo dan Juliet, Jack dan Rose, hingga Qays dan Layla, merupakan cerita romansa tragis yang begitu diingat dan terpatri kuat di ingatan masyarakat. Sebut saja nama-nama mereka, maka siapapun yang mendengarnya pasti akan langsung merasakan kepedihan, kesedihan, ke-tragisan dari kisah-kisah tersebut.

Anime Apothecary Diaries adalah sebuah anime yang berpusat pada tingkah laku karakter bernama Maomao, seorang apoteker kerajaan yang mampu memecahkan berbagai permasalahan rumit dengan keahlian deduksinya yang begitu luar biasa. Kendati demikian, pada artikel kali ini, bukan perihal Maomao dan tingkah lakunya yang menjadi spotlight, tapi cerita tentang kisah cinta tragis Lakan dan Fengxian yang merupakan orang tua dari sang karakter utama.

Sejak kecil Lakan memiliki “keganjilan” dimana dirinya tidak dapat melihat dan mengingat wajah orang lain secara jelas bahkan wajah kedua orangtuanya sendiri. Ketertarikannya dengan Xiangqi — atau yang biasa disebut catur Cina — sedikit banyak membantunya dalam membedakan orang-orang yang ia temui karena wajah-wajah mereka berubah menjadi bidak-bidak Xiangqi. “Keganjilan” yang Lakan alami ini membuat dirinya merasa terasing dari orang-orang sekitarnya. Namun, semua itu berubah ketika dia bertemu dengan Fengxian di Rumah bordil Verdigris. kala itu, salah satu alasan dia pergi ke rumah Verdigris bukan karena ia sedang mencari penghibur untuk memuaskan hasrat seksualnya. ia pergi kesana karena mendengar kabar ada salah satu penghibur yang piawai sekali dalam permainan Go dan Xiangqi. dalam setting cerita apothecary Diaries, para penghibur tidak hanya dilatih sebagai pemuas nafsu para pelanggan nya, tapi mereka juga mempunyai keahlian dalam berbagai bidang seni dan permainan seperti bernyanyi, menari, membaca puisi, go, Xiangqi, dan lain-lainnya. bahkan tidak aneh jikalau ada para pembeli yang rela membayar hanya demi menikmati nyanyian, tarian, atau sekadar bertanding go/xiangqi seperti Lakan.

seumur hidup terasing diantara manusia-manusia berwajah bidak xiangqi, Lakan terkejut ketika pertama kali melihat Fengxian. dihadapannya, bukan penghibur berwajah bidak xiangqi seperti yang ia duga-duga. dihadapannya, justru adalah wajah seorang wanita penghibur yang begitu cantik dan menawan dibarengi tatapan arogan nan dingin yang menusuk ke hati mereka yang ditatap olehnya. Wajah yang terpampang begitu gamblang, kontras diantara bidak-bidak xiangqi yang mengelilingi disekitarnya. Wajah yang membuat Lakan berpikir bahwa jika “keindahan” bukanlah hanya sekadar sebuah konsep abstrak tak jelas dan memiliki wujud konkrit dalam kehidupan nyata maka pasti wajah inilah yang disebut “keindahan” itu.

Awalnya Lakan hanya menganggap Fengxian sebagai lawan main sepadan yang jarang ia temui akibat dari kepiawaian dirinya dalam bermain go dan xiangqi. begitupun dengan Fengxian, ia menganggap Lakan hanya sebagai tamu langka yang mampu menyaingi permainannya. Namun, Seiring babak-babak xiangqi yang dipertandingkan, seiring batu-batu go yang saling bercetak-cetuk, cinta perlahan tumbuh diantara mereka. semakin sering mereka bertemu, maka semakin subur cinta tersebut rekah di hati mereka.

Kepopuleran Fengxian yang semakin menanjak membuat harganya pun ikut meninggi sehingga Lakan kesulitan untuk menemui Fengxian sesering sebelumnya. cinta yang semakin subur di hati Lakan mendorong dirinya untuk segera membeli Fengxian, begitupun juga dengan Fengxian yang ingin dirinya segera di beli oleh Lakan sebelum harga dirinya terlampau sangat tinggi. namun mereka berdua sama-sama paham bahwa perkara ini tidaklah sesederhana itu. Lakan saat itu hanyalah pejabat biasa sedangkan Fengxian juga tidak bisa menurunkan harganya begitu saja, tapi ada satu cara yang dipikirkan oleh Fengxian agar harga dirinya dapat turun drastis yaitu dengan cara hamil — dalam dunia “hiburan malam” kehamilan penghibur adalah suatu aib besar bagi penghibur itu sendiri maupun rumah bordil yang menaunginya — . meskipun mereka sadar bahwa mereka berdua saling mencintai satu sama lain, tetapi mereka dua memiliki komunikasi yang buruk, dalam artian komunikasi-komunikasi intim mereka kebanyakan disampaikan tidak secara langsung termasuk komunikasi perihal kehamilan Fengxian ini. dalam dunia “Hiburan Malam”, tentu Lakan mengetahui bahwa penggunaan pil aborsi adalah hal yang lumrah dilakukan, yang Lakan tidak sadari adalah bahwa Fengxian memilih untuk tidak melakukan hal tersebut demi bisa hamil dan menurunkan harganya di “pertemuan” terakhir mereka.

Fengxian pun hamil dan harganya turun begitu drastis, tapi tak ada kabar dari Lakan untuk segera membeli dirinya, bahkan hingga anak dalam kandungannya lahir dan tahun-tahun setelahnya Lakan masih tak memberi kabar apapun kepada Fengxian hingga akhirnya Fengxian terpaksa pensiun sebagai penghibur akibat penyakit yang dideritanya. cinta yang sebelumnya subur mekar dalam hati Fengxian berubah layu dan rusak karena hati yang rengkah akibat marah dan kecewa yang bersengatan. Fengxian terjebak dalam lubang depresi akibat ketidakmampuan dirinya untuk sembuh dari luka yang “ditorehkan” oleh Lakan.

Perihal Lakan yang tidak menemui Fengxian setelah “pertemuan” terakhir mereka bukanlah karena Lakan tak mencintai Fengxian dan tak mau menemuinya lagi, tapi karena Lakan ditugaskan secara paksa oleh keluarganya untuk belajar di luar negeri yang awalnya ia kira hanya 6 bulan malah berubah sampai dengan 3 tahun. sekembalinya dari tugas tersebut, Lakan menerima surat yang didalamnya ada jari kelingking orang dewasa dan jari kelingking anak-anak yang dalam budaya mereka hal tersebut dianggap sebagai bentuk Pengutukan terhadap orang yang menerima surat tersebut. seketika Lakan tersentak dan bergegas berlari ke Rumah Bordil Verdigris. sepanjang perjalanannya menuju ke rumah bordil tersebut, fakta-fakta dari berbagai petanda yang disampaikan oleh Fengxian pun berkelebatan di kepala Lakan. ia menyumpahi, melaknati, menyampahi dirinya sendiri yang begitu bodoh bin tolol karena tidak mampu membaca tanda-tanda yang diberikan oleh Fengxian. Sesampainya di gerbang rumah bordil tersebut Lakan hanya bisa menangis dan menyesal karena sang pemilik rumah bordil Verdigris memberitahunya bahwa Fengxian telah meninggal dunia

Thomas Kuhn, dalam teorinya yang terkenal dengan sebutan pergeseran paradigma atau paradigma shift menjabarkan 5 tahapan bagaimana sebuah ilmu itu dapat berkembang atau bagaimana sebuah paradigma itu terjadi pergeseran didalamnya.

Pra Paradigma-Paradigma/Sains-Anomali-Krisis-Revolusi.

Teori ini memang dikembangkan oleh Kuhn tentunya untuk pembahasan terkait perkembangan ilmu. Namun, Tahapan ini pun dapat digunakan untuk hal-hal lainnya, salah satunya yaitu dalam memahami patah hati yang dialami oleh Fengxian.

Pra paradigma, pada tahapan ini belum ada paradigma yang muncul, yang ada hanya fakta-fakta atau informasi-informasi yang berserakan dan tercecer disana-sini sebagai sebuah fakta yang berdiri sendiri. Tahap ini dapat terlihat pada masa awal ketika Fengxian pertama kali bertemu Lakan, Paradigma “cinta” tersebut belum muncul kala itu, yang ada hanyalah fakta-fakta kecil disana-sini yang masih belum terhubung satu sama lain. seperti seringnya Lakan berkunjung, keseruan atau kenyamanan ketika bermain bersama Lakan, kebaikan dan kelembutan Lakan terhadap dirinya, dan fakta-fakta lainnya.

Paradigma atau sains, di tahap ini fakta-fakta dihubungkan satu sama lain dan disepakati sebagai suatu paradigma, dalam kasus Fengxian, fakta-fakta yang telah disebutkan di atas tadi ia hubungkan satu sama lain dan akhirnya ia simpulkan dan sepakati bahwa ia telah jatuh cinta kepada Lakan dan Lakan pun telah jatuh cinta kepada dirinya sebagai suatu paradigma saat ini

Anomali, Anomali muncul sebagai pengacau atau keganjilan dari paradigma yang telah ada. semakin banyak anomali yang muncul dan anomali tersebut tidak dapat diselesaikan sehingga membuat paradigma yang telah disepakati ini mulai dipertanyakan keabsahannya, maka mulai saat itulah mereka yang memegang paradigma ini memasuki tahapan Krisis, Fengxian pun mengalami ini ketika Lakan tiba-tiba tidak ada kabar setelah “pertemuan” terakhir mereka dimana Fengxian memilih untuk hamil demi menurunkan harganya yang sudah terlampau tinggi pada Lakan. Bertahun-tahun lamanya Lakan pergi tanpa ada kabar sehingga timbul dalam pikiran Fengxian untuk mempertanyakan Paradigma yang ia telah sepakati dalam dirinya yaitu “aku memang jatuh cinta kepada Lakan, tapi apakah Lakan benar-benar jatuh cinta kepadaku?” sehingga akhirnya Fengxian pun masuk dalam kondisi depresi(krisis) akibat hal tersebut.

Krisis, beberapa ciri keadaan krisis ini adalah adanya gap atau jarak antara teori dan fakta, Insecurity, kesadaran akan adanya anomali-anomali, terjadinya perubahan yang bertentangan dengan paradigma yang sudah ada. Fengxian menyadari anomali-anomali tersebut, padahal paradigma yang telah ia yakini mengatakan bahwa Lakan juga jatuh cinta kepadanya, tapi mengapa setelah ia hamil Lakan hilang tanpa kabar hingga bertahun-tahun?. fakta yang bertentangan dengan paradigma yang ia anut ini serta pertanyaan-pertanyaan anomali yang tidak terjawab ini menimbulkan rasa insecure yang berlebih sehingga akhirnya ia terperosok ke dalam lubang depresi.

Revolusi, adalah tahap dimana paradigma lama yang telah dipenuhi oleh anomali-anomali telah terjawab oleh paradigma baru yang lebih baik. sayangnya hal ini tidak terjadi pada Fengxian. terlihat bahwa Fengxian nampaknya sudah memiliki paradigma baru ketika ia mengutuk Lakan dengan surat yang ia isi dengan jari kelingkingnya, tapi sebenarnya ia tidak pernah sampai ke tahap revolusi ini. ia masih terjebak dalam tahap krisis dimana ia masih enggan meng-amini bahwa Lakan tidak jatuh cinta kepadanya dan kehamilan yang ia lakukan hanyalah sebuah kesia-siaan.

Dalam hal percintaan, tahapan Krisis ini memang suatu tahapan yang begitu sulit untuk dilewati oleh mereka yang terjebak didalamnya. Jarang ada yang benar-benar sembuh dari luka yang ditorehkan oleh tahapan ini. bekas guratannya pasti ada dan sesekali menimbulkan sakit yang cukup nyelekit bahkan bagi mereka yang sudah melangkah maju ke tahap Revolusi. Namun, ingatlah bahwa yang abadi di dunia ini hanyalah Tuhan, selain-Nya semua pasti akan berlalu termasuk luka pedih yang membelukari hati.

--

--

Rafly Muhammad
Rafly Muhammad

Written by Rafly Muhammad

0 Followers

Orang Biasa di Pinggiran IKN

No responses yet